NUTRISI MIKROBA, SEBUAH ESENSI DASAR UNTUK KEHIDUPAN MIKROBA
Abstrak
Untuk keperluan hidupnya,
semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Unsur-unsur
dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur,
fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Bahan makanan ini
diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis nutrisi yang ada
pada mikoorganisme dan kegunaanya. Kesimpulan dari penulisan ini adalah
jenis-jenis nutrisi berdasarkan elemenya adalah sumber karbon, nitrogen,
belerang, phospat, mineral, dan oksigen. Fungsi utama dari nutrisi ini
adalah sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai aseptor atau
donor elektron.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
“Untuk keperluan
hidupnya, semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan
ini diperlukan untuk sintesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi.
Demikian juga dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan
bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan
tersebut disebut dengan nutrient (zat gizi), sedang proses penyerapanya
disebut proses nutrisi (Suriawiria, 1985).”
“Mikroba sama dengan makhluk hidup
lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan
selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, hidrogen,
oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya.
Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Kondisi tidak bersih dan higienis pada lingkungan adalah kondisi yang
menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba
dapat tumbuh berkembang di lingkungan seperti ini. Oleh karena itu,
prinsip daripada menciptakan lingkungan bersih dan higienis adalah untuk
mengeliminir dan meminimalisir sumber nutrisi bagi mikroba agar
pertumbuhannya terkendali (Anonymous, 2006).”
Menurut Waluyo (2005), peran utama
nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai
aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan
energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air,
sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral,
faktor pertumbuhan, dan nitrogen. “Selain itu, secara umum nutrient
dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting
untuk sintesis biologik oranisme baru (Jawetz, 2001).”
“Pertumbuhan
mikoorganisme tergantung dari tersedianya air. Bahan-bahan yang terlarut
dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan sel
dan memperoleh energi, adalaah bahan makanan. Tuntutan berbagai
mikroorganisme yang menyangkt susunan larutan makanan dan persyaratan
lingkungan tertentu, sangat berbeda-beda. Oleh sebab itu diperkenalkan
banyak resep untuk membuat media biak untuk mikroorganisme. Pada
dasarnya sesuatu larutan biak sekurang-kurangnya harus memenuhi
syarat-syarat berikut. Di dalamnya harus tersedia semua unsur yang ikut
serta pada pembentukan bahan sel dalam bentuk berbagai senyawa yang
dapat dioloah (Schlegel, 1994).”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
Ø Apa saja jenis-jenis nutrisi yang
diperlukan dalam perkembangan mikroorganisme ?
Ø Apa saja fungsi nutrisi dalam
kehidupan mikroorganisme ?
Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui
berbagai macam jenis nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme dan
apa saja fungsinya dalam membantu kehidupan mikroorganisme.
Manfaat Penulisan
Penulisan ini memberikan beberapa
manfaat. Aspek akademis memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat
tentang jenis-jenis nutrisi yang ada pada mikroorganisme dan apa saja
kegunaan dari mikroorganisme tersebut. Aspek ekonomi, dengan mengetahui
jenis-jenis nutrisi dan fungsi nutrisi pada mikroorganime, masyarakat
atau juga pihak industri dapat mengembangbiakan mikroorganisme untuk
dimanfaatkan dalam berbagai hal yang ditujukan untuk meningkatkan taraf
hidup masyarakat.
PEMBAHASAN
Jenis Nutrisi
Nutrien dalam media perbenihan harus
mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik organisme
baru. Nutrient diklasifikasikan berdasarkan elemen yang mereka suplai.
Sumber Karbon
Tumbuhan-tumbuhan dan beberapa bakteri
mampu mengunakan energi fotosintetik untuk mereduksi karbondioksida pada
penggunaan air. Organisme ini termasuk kelompok autotrof, makhluk hidup
yang tidak membutuhkan nutrient organik untuk pertumbuhannya. Autotrof
lain adalah khemolitotrof, organisme yang menggunakan substrat anorganik
seperti hidrogen atau thiosulfat sebagai reduktan dan karbondioksida
sebagai sumber karbon.
“Heterotrof membutuhkan karbon organik
untuk pertumbuhannya, dan karbon organik tersebut harus dalam bentuk
yang dapat diasimilasi. Contohnya, naphthalene dapat
menyediakan semua karbon dan energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
respirasi heterotropik, tetapi sangat sedikit organisme yang memiliki
jalur metabolik yang perlu untuk asimilasi naphthalene. Sebaliknya,
glukosa, dapat membantu pertumbuhan fermentatif atau respirasi dari
banyak organisme. Adalah penting bahwa substrat pertumbuhan disuplai
pada tingkatan yang cocok untuk galur mikroba yang akan ditumbuhkan.
Karbondioksida dibutuhkan pada sejumlah reaksi biosintesis. Banyak
organisme respiratif menghasilkan lebih dari cukup karbondioksida untuk
memenuhi kebutuhannya, tetapi yang lain membutuhkan sumber
karbondioksida pada medium pertumbuhannya (Jawetz, 2001).”
Keperluan akan Zat Karbon
Organisme yang berfotosintesis dan
bakteri yang memperoleh energi dari oksidasi senyawa organik menggunakan
secara khas bentuk karbon yang paling teroksidas, CO2,
sebagai satu-satunya sumber utama karbon selular. Perubahan CO2,
menjadi unsur pokok sel organik adalah proses reduktif, yang memerlukan
pemasukan bersih energi. Karena itu, di dalam golongan faali ini,
sebagian besar dari energi yang berasal dari cahaya atau dari oksidasi
senyawa anorganik yang tereduksi harus dikeluarkan untuk reduksi CO2
sampai kepada tingkat zat organik.
Semua organisme lain memperoleh
karbonnya terutama dari zat gizi organik. Karena kebanyakan substrat
organik adalah setingkat dengan oksidasi umum sebagai unsur pokok sel
organik, zat-zat itu biasanya tidak usah menjalani reduksi pertama yang
berguna sebagai sumber karbon sel. Selain untuk memenuhi keperluan
biosintetik akan karbon, maka substrat organik harus memberikan
keperluan energetik untuk sel itu. Akibatnya sebagian besar daripada
karbon yang terdapat pada substrat organik memasuki lintasan lintasan
metabolisme yang menghasilkan energi dan akhirnya dikeluarkan lagi dari
sel, sebagai CO2 (hasil utama dalam metabolisme pernapasan
yang menghasilkan energi atau sebagai campuran CO2 dan
senyawa organik). Jadi, substrat organik biasanya mempunyai peran gizi
yang lengkap. Pada waktu yang bersamaan berguna sebagai sumber karbon
dan sumber energi. Banyak mikroorganisme dapat menggunakan senyawa
senyawa organik tunggal untuk memenuhi keperluan kedua zat gizi tersebut
seluruhnya. Akan tetapi, yang lain tidak dapat tumbuh bila hanya diberi
satu senyawa organik dan mereka memerlukan bermacam-macam jumlah
senyawa tambahan sebagai zat gizi. Tambahan zat gizi organik ini
mempunyai fungsi biosintetik semata-mata, yang diperlukan sebagai
pelopor unsur-unsur pokok sel organik tertentu yang tidak dapat
disintesis oleh organisme tersebut. Zat itu disebut faktor tumbuh.
Mikroorganisme teramat beragam baik
dalam hal macam maupun jumlah senyawa organik yang dapat mereka gunakan
sebagai sumber utama karbon dan energi. Keanekaragaman ini diperlihatkan
secara nyata bahwa tidak ada senyawa organik yang dihasilkan secara
alamiah yang tidak dapat digunakan sebagai sumber karbon dan energi oleh
beberapa mikroorganisme. Karena itu, tidaklah mungkin untuk memberikan
secara singkat sifat-sifat kimiawi sumber karbon organik untuk
mikroorganisme. Variasi yang luar biasa mengenai keperluan akan karbon
adalah salah satu segi fisiologis yang paling menarik dalam
mikrobiologi.
Bila keperluan karbon organik
mikroorganisme tersendiri dipelajari, beberapa memperlihatkan tingkatan
serbaguna yang tinggi, sedangkan yang lain teramat khusus. Bakteri
tertentu dari golongan Pseudomonas misalnya, dapat menggunakan
setiap salah satu diantara lebih dari 90 macam senyawa organik sebagai
satu-satunya sumber karbon dan energi. Pada ujung lain dalam spektrum
terdapat bakteri yang mengoksidasi metan, yang hanya dapat menggunakan
dua substrat organik, metan dan methanol, dan bakteri pengurai selulose
tertentu hanya dapat menggunakan selulose.
Kebanyakan (dan barangkali semua)
organisme yang bergantung pada sumber-sumber karbon organik memerlukan
CO2 pula sebagai zat gizi dalam jumlah yang sangat kecil,
karena senyawa ini digunakan dalam beberapa reaksi biosentitik. Akan
tetapi, karena CO2 biasanya dihasilkan dalam jumlah banyak
oleh organisme yang menggunakan senyawa organik, persyaratan biosintetik
dapat terpenuhi melalui metabolisme sumber karbon organik dan energi.
Sekalipun demikian, peniadaan CO2 sama sekali sering kali
menangguhkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada media
organik, dan beberapa bakteri dan cendawan memerlukan konsentrasi CO2
yang relatif tinggi di dalam atmosfer (5-10 %) untuk pertumbuhan yang
memadai dalam media organik.
Sumber Nitrogen dan Belerang
Nitrogen merupakan komponen utama
protein dan asam nukleat, yaitu sebesar lebih kurang 10 persen dari
berat kering sel bakteri. Nitrogen mungkin disuplai dalam bentuk yang
berbeda, dan mikroorganisme beragam kemampuannya untuk mengasimilasi
nitrogen. Hasil akhir dari seluruh jenis asimilasi nitrogen adalah
bentuk paling tereduksi yaitu ion ammonium (NH4+).
Banyak mikroorganisme memiliki kemampuan
untuk mengasimilasi nitrat (NO3) dan nitrit (NO2)
secara reduksi dengan mengubahnya menjadi amoniak (NH3).
Jalur asimilasi ini berbeda dengan jalur dissimilasi nitrat dan nitrit.
Jalur dissimilasi digunakan oleh organisme yang menggunakan ion ini
sebagai elektron penerima terminal dalam respirasi, proses ini dikenal
sebagai denitrifikasi, dan hasilnya adalah gas nitrogen (N2),
yang dikeluarkan ke atmosfer.
Kemampuan untuk mengasimilasi N2
secara reduksi melalui NH3, yang disebut fiksasi nitrogen,
adalah sifat untuk prokariota, dan relatif sedikit bakteri yang memiliki
kemampuan metabolisme ini. Proses tersebut membutuhkan sejumlah besar
energi metabolik dan tidak dapat aktif dengan adanya oksigen. Kemampuan
fiksasi nitrogen ditemukan pada beragam bakteri yang berevolusi sangat
berbeda dalam strategi biokimia untuk melindungi enzim fixing-nitrogen
nya dari oksigen.
Kebanyakan mikroorganisme dapat
menggunakan NH4+ sebagai sumber nitrogen utama,
dan banyak organisme memiliki kemampuan untuk menghasilkan NH4+
dari amina (R-NH2) atau dari asam amino (RCHNH2COOH).
Produksi amoniak dari deaminasi asam amino disebut ammonifikasi.
Amoniak dimasukkan ke dalam bahan organik melalui jalur biokomia yang
melibatkan glutamat dan glutamine.
Seperti nitrogen, belerang adalah
komponen dari banyak substansi organik sel. Belerang membentuk bagian
struktur beberapa koenzim dan ditemukan dalam rantai samping cisteinil
dan merionil protein. Belerang dalam bentuk asalnya tidak dapat
digunakan oleh tumbuhan atau hewan. Namun, beberapa bakteri autotropik
dapat mengoksidasinya menjadi sulfat (SO42-).
Kebanyakan mikroorganisme dapat menggunakan sulfat sebagai sumber
belerang, mereduksi sulfat menjadi hidrogen sulfida (H2S).
Beberapa mikroorganisme dapat mengasimilasi H2S secara
langsung dari medium pertumbuhan tetapi senyawa ini dapat menjadi racun
bagi banyak organisme.
Kedua unsur ini yaitu belerang dan
nitrogen terdapat dalam sel dalam bentuk tereduksi, sebagai gugus
sulfhidril dan amino. Sebagian besar mikroorganisme mampu menampung
unsur-unsur ini dalam bentuk oksida dan mereduksi sulfat dan juga
nitrat. Sumber nitrogen yang paling lazim untuk mikroorganisme adalah
garam-garam ammonium. Beberapa prokariot mampu mereduksi nitrogen
molekul (N2 atau dinitrogen). Mikroorganisme lain memerlukan
asam-asam amino sebagai sumber nitrogen, jadi yang mengandung nitrogen
organik. Tidak semua mikroorganisme mampu mereduksi sulfat, beberapa
diantaranya memerukan H2S atau sistein sebagai sumber S.
Keperluan Akan Nitrogen dan Belerang
Nitrogen dan belerang terdapat pada
senyawa organik sel terutama dalam bentuk yang terinduksi masing-masing
sebagai gugus amino dan sulfhidril. Kebanyakan organisme fotosintetik
mengasimilasi kedua unsur ini dalam keadaan anorganik yang teoksidasi,
sebagai nitrat dan sulfat, jadi penggunaan biosintetiknya meliputi
reduksi pendahuluan. Banyak bakteri nonfotosintetik dan cendawan dapat
juga memenuhi keperluannya akan nitrogen dan belerang dari nitrat dan
sulfat. Beberapa mikroorganisme tidak dapat mengadakan reduksi salah
satu atau kedua anion ini dan harus diberikan unsur dalam bentuk
tereduksi. Keperluan akan sumber nitrogen yang tereduksi agak umum dan
dapat dipenuhi oleh persediaan nitrogen sebagai garam-garam ammonium.
Keperluan akan belerang tereduksi lebih jarang, bahan itu dipenuhi dari
persediaan sulfida atau dari senyawa organik yang mengandung satu gugus
sulfhidril (misalnya sisteine).
Persyaratan akan nitrogen dan belerang
sering kali juga dapat diperoleh dari zat gizi organik yang mengandung
kedua unsur ini dalam kombinasi organik yang tereduksi (asam amino atau
hasil penguraian protein yang lebih kompleks, seperti pepton). Tentu
saja, senyawa-senyawa seperti itu dapat menyediakan sumber karbon
organik dan energi, sekaligus memenuhi keperluan selular akan karbon,
nitrogen, belerang, dan energi.
Beberapa bakteri dapat juga memanfaatkan
sumber nitrogen alam yang paling banyak, yaitu N2. Proses
asimilasi nitrogen ini disebut fiksasi nitrogen dan meliputi reduksi
permulaan N2 menjadi amino.
Sumber Phospor
Fosfat (PO43-)
dibutuhkan sebagai komponen ATP, asam nukleat dan sejumlah koenzim
seperti NAD, NADP dan flavin. Selain itu, banyak metabolit, lipid
(fosfolipid, lipid A), komponen dinding sel (teichoic acid),
beberapa polisakarida kapsul dan beberapa protein adalah bergugus
fosfat. Fosfat selalu diasimilasi sebagai fosfat anorganik bebas (Pi).
Sumber Mineral
Sejumlah besar mineral
dibutuhkan untuk fungsi enzim. Ion magnesium (Mg2+) dan ion
ferrum (Fe2+) juga ditemukan pada turunan porfirin yaitu:
magnesium dalam molekul klorofil, dan besi sebagai bagian dari koenzim
sitokrom dan peroksidase. Mg2+ dan K+ keduanya
sangat penting untuk fungsi dan kesatuan ribosom. Ca2+
dibutuhkansebagai komponen dinding sel gram positif, meskipun ion
tersebut bebas untuk bakteri gram negatif. Banyak dari organisme laut
membutuhkan Na+ untuk pertumbuhannya. Dalam memformulasikan
medium untuk pembiakan kebanyakan mikroorganisme, sangatlah penting
untuk menyediakan sumber potassium, magnesium, kalsium, dan besi,
biasanya dalam bentuk ion-ion (K+, Mg2+,
Ca2+, dan Fe2+). Banyak
mineral lainnya (seperti Mn2+, Mo2+,
Co2+, Cu2+, dan Zn2+)
dibutuhkan: mineral ini kerapkali terdapat dalam air kran atau sebagai
kontaminan dari kandungan medium lainnya.
Pengambilan besi dalam bentuk hidroksida
yang tak larut pada pH netral, difasilitasi pada banyak bakteri dan
fungi dengan produksi senyawa siderofor yang mengikat besi dan mendukung
trasnportasinya sebagai kompleks terlarut. Semua ini meliputi hydroxymates
(-CONH2OH) yang disebut sideramines, dan turunan
catechol (seperti 2,3-dihydroxybenzolyserine). Siderofor yang
dibentuk plasmid memainkan peranan utama dalam sifat invasi beberapa
bakteri patogen.
Sumber Oksigen
Untuk sel oksigen
tersedia dalam bentuk air. Selanjutnya oksigen juga terdapat dalam CO2
dan dalam bentuk senyawa organik. Selain itu masih banya organisme yang
tergantung dari oksigen molekul (O2 atau dioksigen). Oksigen
yang berasal dari molekul oksigen hanya akan diinkorporasi ke dalam
substansi sel kalau sebagai sumber karbon digunakan metana atau
hidrokarbon aromatic yang berantai panjang. Menilik hubungannya dengan
oksigen dapat dibedakan sekurang-kurangnya tiga kelompok organisme:
organisme aerob obligat yang mampu menghasilkan energi hanya melalui
respirasi dan dengan demikian tergantung pada oksigen. Organisme anaerob
obligat hanya dapat hidup dalam lingkungan bekas oksigen. Untuk
organisme ini O2 bersifat toksik. Mikroorganisme anaerob
fakultatif tumbuh dengan adanya O2 udara, jadi bersifat
aerotoleran; tetapi organisme ini tidak dapat memanfaatkan O2,
tetapi memperoleh energi semata-mata dari peragian. Jenis bakteri
anaerob fakultatif lain (Enterobacteriaceae) dan banyak ragi
dapat beralih dari peroleh energi dengan respirasi (dengan adanya O2)
ke peragian (tanpa O2).
Banyak, kalau tidak sebagian besar,
jenis bakteri aerob, bersifat mikroaerofil, artinya mereka memang
memerlukan O2 untuk mendapatkan energi, tetapi tidak tahan
terhadap tekana parsial udara (0,20 bar), tetapi hanya tahan terhadap
tekanan parsial 0,01 sampai 0,03 bar.
Tipe – Tipe Nutrisi Utama
Bakteri
TIPE | SUMBER
ENERGI UNTUK PERTUMBUHAN |
SUMBER
KARBON UNTUK PERTUMBUHAN |
CONTOH GENUS |
Fototrof
Fotoautotrof Fotoheterotrof |
Cahaya Cahaya | CO2 Senyawa organik | Chromatium Rhodopseumdomonas |
Kemotrof
Kemoautotrof Kemoheterotrof |
Oksidasi senyawa
organik Oksidasi senyawa organik |
CO2 Senyawa organik | Thiobacillus Esherichia |
Fungsi Nutrisi Untuk Mikroba
Setiap unsur nutrisi mempunyai peran
tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur tersebut diberikan ke dalam medium
sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya berbeda-beda tergantung
pada keperluannya. Beberapa golongan mikroba misalnya diatomae dan alga
tertentu memerlukan silika (Si) yang biasanya diberikan dalam bentuk
silikat untuk menyusun dinding sel. Fungsi dan kebutuhan natrium (Na)
untuk beberapa jasad belum diketahui jumlahnya. Natrium dalam kadar yang
agak tinggi diperlukan oleh bakteri tertentu yang hidup di laut, algae
hijau biru, dan bakteri fotosintetik. Natrium tersebut tidak dapat
digantikan oleh kation monovalen yang lain. Jasad hidup dapat
menggunakan makanannya dalam bentuk padat maupun cair (larutan). Jasad
yang dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik,
sedangkan yang menggunakan makanan dalam bentuk cair tergolong tipe holofitik.
Jasad holofitik dapat pula menggunakan makanan dalam bentuk padat,
tetapi makanan tersebut harus dicernakan lebih dulu di luar sel dengan
pertolongan enzim ekstraseluler. Pencernaan di luar sel ini dikenal
sebagai extracorporeal digestion. Bahan makanan yang digunakan
oleh jasad hidup dapat berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembangun
sel, dan sebagai aseptor atau donor elektron. Dalam garis besarnya bahan
makanan dibagi menjadi tujuh golongan yaitu air, sumber energi, sumber
karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor tumbuh, dan
sumber nitrogen.
1. Air
Air merupakan komponen utama sel mikroba
dan medium. Funsi air adalah sebagai sumber oksigen untuk bahan organik
sel pada respirasi. Selain itu air berfungsi sebagai pelarut dan alat
pengangkut dalam metabolisme.
2. Sumber energi
Ada beberapa sumber energi untuk mikroba
yaitu senyawa organik atau anorganik yang dapat dioksidasi dan cahaya
terutama cahaya matahari.
3. Sumber karbon
Sumber karbon untuk mikroba dapat
berbentuk senyawa organik maupun anorganik. Senyawa organik meliputi
karbohidrat, lemak, protein, asam amino, asam organik, garam asam
organik, polialkohol, dan sebagainya. Senyawa anorganik misalnya
karbonat dan gas CO2 yang merupakan sumber karbon utama terutama untuk
tumbuhan tingkat tinggi.
4. Sumber aseptor elektron
Proses oksidasi biologi merupakan proses
pengambilan dan pemindahan elektron dari substrat. Karena elektron
dalam sel tidak berada dalam bentuk bebas, maka harus ada suatu zat yang
dapat menangkap elektron tersebut. Penangkap elektron ini disebut
aseptor elektron. Aseptor elektron ialah agensia pengoksidasi. Pada
mikrobia yang dapat berfungsi sebagai aseptor elektron ialah O2, senyawa
organik, NO3-, NO2-, N2O, SO4 =, CO2, dan Fe3+.
5. Sumber mineral
Mineral merupakan bagian dari sel. Unsur
penyusun utama sel ialah C, O, N, H, dan P. unsur mineral lainnya yang
diperlukan sel ialah K, Ca, Mg, Na, S, Cl. Unsur mineral yang digunakan
dalam jumlah sangat sedikit ialah Fe, Mn, Co, Cu, Bo, Zn, Mo, Al, Ni,
Va, Sc, Si, Tu, dan sebagainya yang tidak diperlukan jasad. Unsur yang
digunakan dalam jumlah besar disebut unsur makro, dalam jumlah sedang
unsur oligo, dan dalam jumlah sangat sedikit unsur mikro. Unsur mikro
sering terdapat sebagai ikutan (impurities) pada garam unsur
makro, dan dapat masuk ke dalam medium lewat kontaminasi gelas tempatnya
atau lewat partikel debu. Selain berfungsi sebagai penyusun sel, unsur
mineral juga berfungsi untuk mengatur tekanan osmose, kadar ion H+
(kemasaman, pH), dan potensial oksidasireduksi (redox potential)
medium.
6. Faktor tumbuh
Faktor tumbuh ialah senyawa organik yang
sangat diperlukan untuk pertumbuhan (sebagai prekursor, atau
penyusun bahan sel) dan senyawa ini tidak dapat disintesis dari sumber
karbon yang sederhana. Faktor tumbuh sering juga disebut zat tumbuh dan
hanya diperlukan dalam jumlah sangat sedikit. Berdasarkan struktur dan
fungsinya dalam metabolisme, faktor tumbuh digolongkan menjadi asam
amino, sebagai penyusun protein; base purin dan pirimidin, sebagai
penyusun asam nukleat; dan vitamin sebagai gugus prostetis atau bagian
aktif dari enzim.
7. Sumber nitrogen
Mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam
bentuk amonium, nitrat, asam amino, protein, dan sebagainya. Jenis
senyawa nitrogen yang digunakan tergantung pada jenis jasadnya. Beberapa
mikroba dapat menggunakan nitrogen dalam bentuk gas N2 (zat lemas)
udara. Mikroba ini disebut mikrobia penambat nitrogen.
Unsur utama, sumber dan fungsi
mereka dalam sel bakteri.
Elemen
|
% dari berat kering
|
Sumber
|
Fungsi
|
Karbon | 50 | Kompleks organik atau CO 2 | material Utama dari bahan selular |
Oksigen | 20 | H 2 O, Kompleks organik, CO 2, dan O 2 | Konstituen dari sel dan sel bahan air; O 2 adalah menerima elektron dalam respirasi aerobik |
Nitrogen | +14 | NH 3, NO 3, Kompleks organik, N 2 | Konstituen dari asam amino, asam nukleik nucleotides, dan coenzymes |
Hidrogen | 8 | H 2 O, Kompleks organik, H 2 | Utama dari organik memanjang dan sel air |
Fosfor | 3 | anorganik Fosfat (PO 4) | Konstituen dari asam nukleik, nucleotides, phospholipids, LPS, teichoic asam |
Belerang | 1 | SO 4, H 2 S, S o, belerang organik memanjang | Konstituen dari cysteine, methionine, glutathione, beberapa coenzymes |
Kalium | 1 | Kalium GARAM dapur | Utama selular anorganik gigih dan cofactor untuk enzim tertentu |
Magnesium | 0.5 0,5 | Magnesium GARAM dapur | Anorganik selular dengan gigih, cofactor tertentu untuk reaksi enzimatis |
Kalsium | 0.5 0,5 | Kalsium GARAM dapur | Anorganik selular dengan gigih, cofactor untuk enzim tertentu dan komponen endospores |
Besi | 0.2 0,2 | GARAM dapur besi | Komponen tertentu cytochromes dan nonheme-besi dan protein yang cofactor untuk beberapa reaksi enzimatis |
Penggolongan Mikroba Berdasarkan
Nutrisi Dan Oksigen
1. Berdasarkan sumber karbon
Berdasarkan atas kebutuhan karbon jasad
dibedakan menjadi jasad ototrof dan heterotrof. Jasad ototrof ialah
jasad yang memerlukan sumber karbon dalam bentuk anorganik, misalnya CO2
dan senyawa karbonat. Jasad heterotrof ialah jasad yang memerlukan
sumber karbon dalam bentuk senyawa organik. Jasad heterotrof dibedakan
lagi menjadi jasad saprofit dan parasit. Jasad saprofit ialah jasad yang
dapat menggunakan bahan organik yang berasal dari sisa jasad hidup atau
sisa jasad yang telah mati. Jasad parasit ialah jasad yang hidup di
dalam jasad hidup lain dan menggunakan bahan dari jasad inang
(hospes)-nya. Jasad parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada
inangnya disebut jasad patogen.
2. Berdasarkan sumber energi
Berdasarkan atas sumber energi jasad
dibedakan menjadi jasad fototrof, jika menggunakan energi cahaya; dan
khemotrof, jika menggunakan energi dari reaksi kimia. Jika didasarkan
atas sumber energi dan karbonnya, maka dikenal jasad fotoototrof,
fotoheterotrof, khemoototrof dan khemoheterotrof. Perbedaan dari keempat
jasad tersebut sbb:
Jasad | Sumber Karbon | Sumber Energi |
Fotoototrof
Fotoheterotrof Khemotrof khemoheterotrof |
Zat anorganik
Zat organik Zat anorganik Zat organik |
Cahaya matahari
Cahaya matahari Oksidasi zat anorganik Oksidasi zat organik |
3. Berdasarkan sumber donor
elektron
Berdasarkan atas sumber donor elektron
jasad digolongkan manjadi jasad litotrof dan organotrof. Jasad litotrof
ialah jasad yang dapat menggunakan donor elektron dalam bentuk senyawa
anorganik seperti H2, NH3, H2S, dan S. jasad organotrof ialah jasad yang
menggunakan donor elektron dalam bentuk senyawa organik.
4. Berdasarkan sumber energi dan
donor elektron
Berdasarkan atas sumber energi dan
sumber donor elektron jasad dapat digolongkan menjadi jasad
fotolitotrof, fotoorganotrof, khemolitotrof, dan khemoorganotrof.
Perbedaan keempat golongan jasad tersebut sbb:
Jasad | Sumber Energi | Sumber Donor Elektron | Contoh |
Fotolitotrof
Fotoorganotrof Khemolitotrof Khemoorganotrof |
Cahaya
Cahaya Oksidasi zat anorganik Oksidasi zat organik |
Zat anorganik
Zat organik Zat anorganik Zat organik |
Tumbuhan tingkat tinggi, alga
Bakteri belerang fotosintetik Bakteri besi, bakteri hidrogen, bakteri nitrifikasi Jasad heterotrof |
5. Berdasarkan kebutuhan oksigen
Berdasarkan akan kebutuhan oksigen,
jasad dapat digolongkan dalam jasad aerob, anaerob, mikroaerob, anaerob
fakultatif, dan kapnofil. Pertumbuhan mikroba di dalam media cair dapat
menunjukkan sifat berdasarkan kebutuhan oksigen.
Obligat aerob Fakultatif anaerob Obligat
anaerob Aerotoleran/Anaerob Mikroaerofil Jasad aerob ialah jasad yang
menggunakan oksigen bebas (O2) sebagai satusatunya aseptor hidrogen yang
terakhir dalam proses respirasinya. Jasa anaerob, sering disebut
anaerob obligat atau anaerob 100% ialah jasad yang tidak dapat
menggunakan oksigen bebas sebagai aseptor hidrogen terakhir dalam proses
respirasinya. Jasad mikroaerob ialah jasad yang hanya memerlukan
oksigen dalam jumlah yang sangat sedikit. Jasad aerob fakultatif ialah
jasad yang dapat hidup dalam keadaan anaerob maupun aerob. Jasad ini
juga bersifat anaerob toleran. Jasad kapnofil ialah jasad yang
memerlukan kadar oksigen rendah dan kadar CO2 tinggi.
Interaksi Antar Jasad Dalam
Menggunakan Nutrien
Jika dua atau lebih jasad yang berbeda
ditumbuhkan bersama-sama dalam suatu medium, maka aktivitas
metabolismenya secara kualitatif maupun kuantitatif akan berbeda jika
dibandingkan dengan jumlah aktivitas masing-masing jasad yang
ditumbuhkan dalam medium yang sama tetapi terpisah. Fenomena ini
merupakan hasil interaksi metabolisme atau interaksi dalam penggunaan
nutrisi yang dikenal sebagai sintropik atau sintropisme atau sinergitik.
Sebagai contoh ialah bakteri penghasil metan yang anaerob obligat tidak
dapat menggunakan glukosa sebagai substrat, tetapi bakteri tersebut
akan segera tumbuh oleh adanya hasil metabolisme bakteri anaerob lain
yang dapat menggunakan glukosa. Contoh lain ialah biakan campuran yang
terdiri atas dua jenis mikroba atau lebih sering tidak memerlukan faktor
tumbuh untuk pertumbuhannya. Mikroba yang dapat mensintesis bahan
selnya dari senyawa organik sederhana dalam medium, akan mengekskresikan
berbagai vitamin atau asam amino yang sangat penting untuk mikroba
lainnya. Adanya ekskresi tersebut memungkinkan tumbuhnya mikroba lain.
Kenyataan ini dapat menimbulkan koloni satelit yang dapat dilihat pada
medium padat. Koloni satelit hanya dapat tumbuh kalau ada ekskresi dari
mikroba lain yang menghasilkan faktor tumbuh esensiil bagi mikroba
tersebut. Bentuk interaksi lain adalah cross feeding yang
merupakan bentuk sederhana dari simbiose mutualistik. Dalam interaksi
ini pertumbuhan jasad yang satu tergantung pada pertumbuhan jasad
lainnya, karena kedua jasad tersebut saling memerlukanm faktor tumbuh
esensiil yang diekskresikan oleh masing-masing jasad.
Kajian Religi
Di dalam Al-Quran
secara tersirat Allah SWT telah menyiratkan akan pentingnya nutrisi atau
proses penyerapan bahan makanan bagi makhluk hidup yang ia ciptakan
termasuk mikroorganisme yang juga merupakan salah satu contoh makhluk
hidup ciptaan Allah SWT, hal ini tersirat dalam beberapa ayat di dalam
Al-Quran diantaranya dalam :
QS. AL, MAIDAH AYAT 88.
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya.
QS. AN NAHL 114. Maka
makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja
menyembah.
QS AL HIJR AYAT 20. Dan
Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan
(Kami menciptakan pula) makhluk – makhluk yang kamu sekali-kali bukan
pemberi rezki kepadanya.
Q.S AL ANKABUT AYAT 60.
Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus)
rezkinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu
dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dari beberapa ayat diatas dapat kita
ketahui bahwa Allah SWT sangat menganjurkan makan makanan yang bergizi
dimana dengan makanan atau nutrient yang bergizi, akan terjadi proses
nutrisi yang juga bagus kepada semua mahluknya termasuk kepada
mikoorganisme, namun semua mahluknya tidak boleh khwatir akan kekurangan
bahan makanan karena Allah SWT yang akan menjamin makanan atau rezeki
yang diberikan kepada mereka termasuk juga akan menjamin sember daya
makanan kepada mikroorganisme, makhluk terkecil yang Allah SWT ciptakan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
penulisan “Nutrisi Mikroba, Sebuah Esensi Dasar
Untuk Kehidupan Mikroba”, dapat diambil kesimpulan bahwa:
v Nutrient diklasifikasikan
berdasarkan elemen yang mereka suplai yaitu:
- Sumber Karbon
- Sumber Nitrogen dan Belerang
- Sumber Phospor
- Sumber Mineral
- Sumber Oksigen
v Fungsi utama nutrisi bagi
organisme diantaranya adalah: sumber energi, bahan pembangun sel, dan
sebagai aseptor atau donor elektron.
SARAN
Berdasarkan penulisan “Nutrisi
Mikroba, Sebuah Esensi Dasar Untuk Kehidupan Mikroba”, maka
dapat disarankan bahwa masyarakat ataupun pihak industri yang ingin
memanfaatkan jasa dari mikroorganisme harus selalu memperhatikan nutrisi
dari mikroorganisme terutama jenis – jenis nutrisi yang dibutuhkan dan
fungsi apa saja dari nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
tersebut. Hal ini sangat diperlukan agar masyarakat ataupun pihak
industri dapat memanfaatkan semaksimal mungkin jasa dari mikroorganisme
tersebut untuk meningkatkan pendapatan atau juga untuk kepentingan
lainnya yang bermanfaat dalam kehidupannya, tanpa menganggu kehidupan
dari mikroorganisme tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2006. Faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroba. (Online). (http://rachdie.blogsome.com/2006/10/14/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-mikroba/)
Diakses Tanggal 15 Desember 2008.
Jawetz. 2001. Mikrobiologi
Kedokteran. Salemba Medika. Jakarta.
Schlegel, Hans. 1994. Mikrobiologi
Umum Edisi Keenam. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Stanier Roger, Edward Alderberg dan John
Ingraham. 1982. Dunia Mikroba 1. Bharata Karya Aksara.
Jakarta.
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum.
Universitas Muhammadiyah Malang Prees. Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar